Shalawat Nariyah
Salah satu sholawat yangg mustajab yakni Sholawat Tafrijiyah
Qurthubiyah/Sholawat Nariyah (Shalawat ini juga dibaca pada Rangkaian
Bacaan Tawassul TQN PP Suryalaya)
Dalam kitab Khozinatul
Asror (hlm. 179) dijelaskan, “Salah satu shalawat yang mustajab ialah
Shalawat Tafrijiyah Qurthubiyah, yang disebut orang Maroko dengan
Shalawat Nariyah karena jika mereka (umat Islam) mengharapkan apa yang
dicita-citakan, atau ingin menolak yang tidak disukai mereka berkumpul
dalam satu majelis untuk membaca shalawat nariyah ini sebanyak 4444
kali, tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat (bi idznillah).”
“Shalawat ini juga oleh
para ahli yang tahu rahasia alam diyakini sebagai kunci gudang yang
mumpuni:. .. Dan imam Dainuri memberikan komentarnya: Siapa membaca
shalawat ini sehabis shalat (Fardhu) 11 kali digunakan sebagai wiridan
maka rizekinya tidak akan putus, di samping mendapatkan pangkat
kedudukan dan tingkatan orang kaya.”
Sholawat Nariyah adalah
sebuah sholawat yang disusun oleh Syekh Nariyah. Syekh yang satu ini
hidup pada jaman Nabi Muhammad sehingga termasuk salah satu sahabat
nabi. Beliau lebih menekuni bidang ketauhidan. Syekh Nariyah selalu
melihat kerja keras nabi dalam menyampaikan wahyu Allah, mengajarkan
tentang Islam, amal saleh dan akhlaqul karimah sehingga syekh selalu
berdoa kepada Allah memohon keselamatan dan kesejahteraan untuk nabi.
Doa-doa yang menyertakan nabi biasa disebut sholawat dan syekh nariyah
adalah salah satu penyusun sholawat nabi yang disebut sholawat nariyah.
Suatu malam syekh
nariyah membaca sholawatnya sebanyak 4444 kali. Setelah membacanya,
beliau mendapat karomah dari Allah. Maka dalam suatu majelis beliau
mendekati Nabi Muhammad dan minta dimasukan surga pertama kali bersama
nabi. Dan Nabi pun mengiyakan. Ada seseorang sahabat yang cemburu dan
lantas minta didoakan yang sama seperti syekh nariyah. Namun nabi
mengatakan tidak bisa karena syekh nariyah sudah minta terlebih dahulu.
Mengapa sahabat itu
ditolak nabi? dan justru syekh nariyah yang bisa? Para sahabat itu tidak
mengetahui mengenai amalan yang setiap malam diamalkan oleh syekh
nariyah yaitu mendoakan keselamatan dan kesejahteraan nabinya. Orang
yang mendoakan Nabi Muhammad pada hakekatnya adalah mendoakan untuk
dirinya sendiri karena Allah sudah menjamin nabi-nabiNya sehingga doa
itu akan berbalik kepada si pengamalnya dengan keberkahan yang sangat
kuat.
Jadi nabi berperan
sebagai wasilah yang bisa melancarkan doa umat yang bersholawat
kepadanya. Inilah salah satu rahasia doa/sholawat yang tidak banyak
orang tahu sehingga banyak yang bertanya kenapa nabi malah didoakan
umatnya? untuk itulah jika kita berdoa kepada Allah jangan lupa terlebih
dahulu bersholawat kepada Nabi SAW karena doa kita akan lebih terkabul
daripada tidak berwasilah melalui bersholawat.
Inilah riwayat singkat
sholawat nariyah. Hingga kini banyak orang yang mengamalkan sholawat
ini, tak lain karena meniru yang dilakukan syekh nariyah. Dan ada
baiknya sholawat ini dibaca 4444 kali karena syekh nariyah memperoleh
karomah setelah membaca 4444 kali. Jadi jumlah amalan itu tak lebih dari
itba’ (mengikuti) ajaran syekh.
Agar bermanfaat,
membacanya harus disertai keyakinan yang kuat, sebab Allah itu berada
dalam prasangka hambanya. Inilah pentingnya punya pemikiran yang positif
agar doa kita pun terkabul. Meski kita berdoa tapi tidak yakin (pikiran
negatif) maka bisa dipastikan doanya tertolak.
Inilah bacaan
sholawat nariyah yang terkenal itu :
“أللّهُمَّ صَلِّ
صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ
الّذِي تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى
بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ
وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ”
Artinya :
“Ya Allah Tuhan
Kami, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan yang sempurna atas
junjungan kami Nabi Muhammad SAW. Semoga terurai dengan berkahnya segala
macam buhulan/ikatan, dilepaskan/ lenyap dari segala kesusahan,
ditunaikan/ dikabulkan segala macam hajat, tercapai segala keinginan dan
khusnul khotimah, dicurahkan hujan rahmat dengan berkah pribadinya yang
mulia/yang pemurah. Kesejahteraan dan keselamatan yang sempurna itu,
semoga Engkau limpahkan juga kepada para keluarga dan sahabatnya setiap
kedipan mata dan hembusan nafas, bahkan sebanyak pengetahuan/ ilmu
Engkau, Ya Alloh Tuhan semesta alam”
Dalam kitab terjemahan
Afdhal al Salawat ‘ala Sayyid as Sadat karangan Yusuf bin Ismail an
Nabhani (diterjemahkan oleh Muzammal Noer dengan judul Bershalawat untuk
mendapat keberkahan hidup, dengan penerbit Mitra Pustaka, Cetakan I
Desember 2003 hal 302), Imam Ad Dinawari berkata : Siapa saja membaca
shalawat setiap selesai sholat sebanyak 11 kali dan ia menjadikannya
sebagai bacaan rutin maka rizkinya tidak akan pernah putus dan ia
http://www.dokumenpemudatqn.com/2012/07/shalawat-nariyah-dan-keutamaan-shalawat.htmlSmendapatkan derajat yang tinggi.
Diriwayatkan juga
Rasulullah di alam barzakh mendengar bacaan shalawat dan salam dan dia
akan menjawabnya sesuai jawaban yang terkait dari salam dan shalawat
tadi. Seperti tersebut dalam hadits, beliau bersabda: Hidupku, juga
matiku, lebih baik dari kalian. Kalian membicarakan dan juga
dibicarakan, amalamal kalian disampaikan kepadaku, jika saya tahu amal
itu baik, aku memujii Allah, tetapi kalau buruk aku mintakan ampun
kepada Allah. Hadits riwayat al-Hafizh Ismail alQadhi, dalam bab
Shalawat ‘ala an-Nary. Imam Haitami menyebutkan dalam kitab Majma'
az-Zawaid, ia menganggap shahih hadits di atas.
Hal ini jelas bahwa
Rasulullah memintakan ampun umatnya di alam barzakh. Istighfar adalah
doa, dan doa untuk umatnya pasti bermanfaat. Ada lagi hadits lain:
Rasulullah bersabda: Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku
kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa mennjawab
salam itu. (HR Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam
an-Nawawi, dan sanadnya shahih).
Rasulullah SAW juga
pernah bersabda: Siapa membaca shalawat untukku, Allah akan membalasnya
10 kebaikan, diampuni 10 dosanya, dan ditambah 10 derajat baginya
Keutamaan Membaca
Sholawat
Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya Allah dan
Malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman
bershalawat salamlah kepadanya. (QS Al-Ahzab 33: 56)
Shalawat dari Allah
berarti rahmat. Bila shalawat itu dari Malaikat atau manusia maka yang
dimaksud adalah doa.
Sementara salam adalah
keselamatan dari marabahaya dan kekurangan.
Tidak ada keraguan
bahwa membaca shalawat dan salam adalah bagian dari pernghormatan
(tahiyyah), maka ketika kita diperintah oleh Allah untuk membaca
shalawat -yang artinya mendoakan Nabi Muhammad- maka wajib atas Nabi
Muhammad melakukan hal yang sama yaitu mendoakan kepada orang yang
membaca shalawat kepadanya. Karena hal ini merupakan ketetapan dari
ayat:
Maka lakukanlah
penghormatan dengan penghormatan yang lebih baik atau kembalikanlah
penghormatan itu. (QS. An Nisa’: 86)
Doa dari Nabi inilah
yang dinamakan dengan syafaat. Semua ulama telah sepakat bahwa doa nabi
itu tidak akan ditolak oleh Allah. Maka tentunya Allah akan menerima
Syafaat beliau kepada setiap orang yang membaca shalawat kepadanya.
Banyak sekali hadits
yang menjelaskan keutamaan membaca shalawat kepada Nabi. Diantaranya:
Barangsiapa berdoa
(menulis) shalawat kepadaku dalam sebuah buku maka para malaikat selalu
memohonkan ampun kepada Allah pada orang itu selama namaku masih
tertulis dalam buku itu.
Barangsiapa yang ingin
merasa bahagia ketika berjumpa dengan Allah dan Allah ridlo kepadanya,
maka hendaknya ia banyak membaca shalawat kepadaku (Nabi).
Barangsipa membaca
shalawat kepadaku di waktu hidupnya maka Allah memerintahkan semua
makhluk-Nya memohonkan maaf kepadanya setelah wafatnya.
Mereka yang berkumpul
(di suatu majlis) lalu berpisah dengan tanpa dzikir kepada Allah dan
membaca shalawat kepada nabi, maka mereka seperti membawa sesuatu yang
lebih buruk dari bangkai.
Para ulama sepakat
(ittifaq) diperbolehkannya menambahkan lafadz 'sayyidina' yang artinya
tuan kita, sebelum lafadz Muhammad. Namun mengenai yang lebih afdhol
antara menambahkan lafadz sayyidina dan tidak menambahkannya para ulama
berbeda pendapat.
Syeikh Ibrahim
Al-Bajuri dan Syeik Ibnu Abdis Salam lebih memilih bahwa menambahkan
lafadz sayyidina itu hukumnya lebih utama, dan beliau menyebutkan bagian
ini melakukan adab atau etika kepada Nabi. Beliau berpijak bahwa
melakukan adab itu hukumnya lebih utama dari pada melakukan perintah
(muruatul adab afdholu minal imtitsal) dan ada dua hadits yang
menguatkan ini.
Yaitu hadits yang
menceritakan sahabat Abu Bakar ketika diperintah oleh Rasulullah
mengganti tempatnya menjadi imam shalat subuh, dan ia tidak mematuhinya.
Abu bakar berkata:
Tidak sepantasnya bagi
Abu Quhafah (nama lain dari Abu Bakar) untuk maju di depan Rasulullah.
Yang kedua, yaitu
hadits yang menceritakan bahwa sahabat Ali tidak mau menghapus nama
Rasulullah dari lembara Perjanjian Hudaibiyah. Setelah hal itu
diperintahkan Nabi, Ali berkata
Saya tidak akan
menghapus namamu selamanya.
Kedua hadits ini
disebutkan dalam kitab Shahih Bukhori dan Muslim.Taqrir (penetapan) yang
dilakukan oleh Nabi pada ketidakpatuhan sahabat Abu Bakar dan ali yang
dilakukan karena melakukan adab dan tatakrama ini menunjukkan atas
keunggulan hal itu.
Rasulullah SAW
bersabda:
Hadits Ibnu Mundah dari
Jabir, ia mengatakan: Rasulullah SAW bersabda: Siapa membaca shalawat
kepadaku 100 kali maka Allah akan mengijabahi 100 kali hajatnya; 70
hajatnya di akhirat, dan 30 di dunia. Sampai kata-kata … dan hadits
Rasulullah yang mengatakan: Perbanyaklah shalawat kepadaku karena dapat
memecahkan masalah dan menghilangkan kesedihan. Demikian seperti
tertuang dalam kitab an-Nuzhah.
Rasulullah di alam
barzakh mendengar bacaan shalawat dan salam dan dia akan menjawabnya
sesuai jawaban yang terkait dari salam dan shalawat tadi. Seperti
tersebut dalam hadits. Rasulullah SAW bersabda: Hidupku, juga matiku,
lebih baik dari kalian. Kalian membicarakan dan juga dibicarakan,
amal-amal kalian disampaikan kepadaku; jika saya tahu amal itu baik, aku
memuji Allah, tetapi kalau buruk aku mintakan ampun kepada Allah.
(Hadits riwayat Al-hafizh Ismail Al-Qadhi, dalam bab shalawat ‘ala
an-Nabi).
Imam Haitami dalam
kitab Majma’ az-Zawaid meyakini bahwa hadits di atas adalah shahih. Hal
ini jelas bahwa Rasulullah memintakan ampun umatnya (istighfar) di alam
barzakh. Istighfar adalah doa, dan doa Rasul untuk umatnya pasti
bermanfaat.
Ada lagi hadits lain.
Rasulullah bersabda: Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku
kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa menjawab
salam itu. (HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam
an-Nawawi, dan sanadnya shahih)
SS
sumber : http://www.dokumenpemudatqn.com/2012/07/shalawat-nariyah-dan-keutamaan-shalawat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar